Kisah Beringin Raksasa Rinjani: Pintu ke Alam Gaib?


Jurnal Vernie - Di Pulau Lombok, ada sebuah gunung yang nggak cuma tinggi tapi juga penuh misteri. Namanya Gunung Rinjani, yang punya ketinggian mencapai 3.726 meter. Selain pemandangannya yang wow banget, gunung ini juga terkenal dengan cerita-cerita mistis yang bikin penasaran.

Salah satu yang paling hits itu tentang pohon beringin gede banget yang ada di jalur Senaru. Ini bukan pohon biasa, loh. Orang-orang lokal sampe pendaki yang pernah lewat sini punya banyak cerita tentang pohon ini.

Pohon beringin ini, yang dikenal dengan nama Bunut Ngengkang, itu unik karena bentuknya yang kayak dua kaki lagi ngangkang. Tempat ini dulu sering jadi spot istirahat buat para pendaki yang capek, baik yang lagi naik maupun turun gunung.

Sekarang sih, pohon beringinnya udah nggak ada. Tapi, cerita-ceritanya masih sering dibicarakan. Katanya, tempat dimana pohon itu berdiri dulu itu kayak pintu ke dunia lain. Ada yang percaya, kalo lewat situ pas malam hari, bisa-bisa masuk ke dunia gaib.

Makanya, para pemandu dan porter di Rinjani biasanya nyaranin pendaki buat nggak lewat situ pas malam hari. Mereka bilang, “Mendingan jangan deh, siapa tau kan ceritanya bener.”

Tapi, nggak usah takut. Yang penting kita tetap waspada, banyak berdoa, dan jaga sikap selama pendakian. Dan inget ya, kalo naik gunung itu harus sopan dan jaga alam sekitar. Jangan lupa bawa kantong sampah buat sampah-sampah kita, biar gunungnya tetap bersih dan indah.

Baca juga: Mengungkap Misteri Gunung Merbabu: Dari Kerajaan Gaib hingga Macan Loreng

Misateri Lainnya di Gunung Rinjani


misteri pohon beringin raksasa gunung rinjani

Di Gunung Rinjani, ada banyak cerita mistis yang beredar. Salah satu yang paling terkenal adalah tentang Dewi Anjani, yang dipercaya oleh masyarakat Lombok sebagai ratu jin penguasa gunung tersebut. Menurut legenda, Dewi Anjani menjelma menjadi gunung untuk menjaga keseimbangan alam dan memberikan berkah kepada para pendaki.

Ada juga mitos tentang sembilan desa gaib yang konon berada di puncak Rinjani. Desa-desa ini dipercaya sebagai pusat kehidupan masyarakat yang tersembunyi dan tidak terlihat oleh mata manusia biasa.

Selain itu, ada kepercayaan bahwa saat mendaki, pendaki tidak boleh mengeluh atau memikirkan hal negatif karena bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Kisah-kisah ini telah menjadi bagian dari budaya lokal dan sering dibagikan dari generasi ke generasi. Mereka menambah nuansa mistis dan rasa hormat terhadap alam yang ada di Gunung Rinjani.